Hampir sebahagian besar orang menganggap bahwa Kematian itu masih jauh, Sedangkan Kehidupan itu didepan mata. Sehingga tidaklah heran kalau banyak manusia tidak ingat akan mati. Masing-masing sibuk dengan urusan dunia. Akibatnya banyak orang tidak sadar bahwa kematian itu sesaat lagi. semenit lagi, sejam lagi, sehari lagi, seminggu lagi, sebulan lagi, setahun lagi, seabad... tak mungkin. Pendek kata bahwa kematian itu sekejaaaaaaaap lagi. Sudah siapkah kita???
Selasa, 22 Desember 2009
Wafat dan Mampus
Dua kata dengan tujuan sama, yaitu telah hilangnya nyawa. Namun dari segi penggunaan kata, kata wafat dan mampus tidaklah dapat disamakan, sebab pengucapan dua kata ini akan berpengaruh besar terhadap atau bagi yang mendengarkannya. Contoh, seorang ustadz yang hilang nyawanya tentu tidak pantas kalau kita katakan bahwa ustadz sianu mampus, sebaliknya yang pantas adalah kalau kita katakan bahwa ustadz sianu telah wafat. Namun lain halnya jika yang mengucapkan kata tersebut adalah orang yang sangat benci kepada ustadz itu. Jadi, kebencian dapat mengantarkan kita kepada sesuatu yang tidak pantas untuk kita utarakan atau lakukan.
Renungkanlah....
Saat ini banyak yang tidak pantas, terjadi di sekeliling kita. Pantas tidaknya sesuatu itu hendaklah ukurannya menurut pandangan agama.
Renungkanlah....
Saat ini banyak yang tidak pantas, terjadi di sekeliling kita. Pantas tidaknya sesuatu itu hendaklah ukurannya menurut pandangan agama.
Jumat, 09 Oktober 2009
Ada Apa Dengan Jam 17.16 WIB Gempa Sumbar
Saat ini sedang banyak SMS yang beredar berisikan pesan singkat tentang ayat Al-Qur’an pada surat ke 17 ayat 16 dan 58 dalam surat yang sama, serta surat ke-8 ayat 52, dimana Allah Swt berfirman:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat diatas, menunjukkan waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera. Dalam Firman Allah ini dibicarakan tentang azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutny
Dan yang terakhir, terkait dengan “Fir’aun dan para pengikutnya”, boleh jadi, para pemimpin dunia sekarang ini yang tergabung dalam kelompok Globalis (mencita-citakan The New World Order) seperti Dinasti Bush, Dinasti Rotschild, Dinasti Rockefeller, Dinasti Windsor, dan para tokoh Luciferian lainnya yang tergabung dalam Bilderberg Group, Bohemian Groove, Freemasonry, Trilateral Commission (ada lima tokoh Indonesia sebagai anggotanya), sesungguhnya masih memiliki ikatan darah dengan Firaun Mesir.
David Icke yang dengan tekun selama bertahun-tahun menelisik garis darah Firaun ke masa sekarang, dalam bukunya “The Biggest Secret”, menemukan bukti jika darah Firaun memang mengaliri tokoh-tokoh Luciferian sekarang ini seperti yang telah disebutkan di atas.
Nah, bukan rahasia lagi jika sekarang Indonesia berada di bawah cengkeraman kaum NeoLib. Kelompok ini satu kubu dengan IMF, World Bank, Trilateral Commission, Round Table, dan kelompok-kelompok elit dunia lainnya yang bekerja menciptakan The New World Order.
Padahal jelas-jelas, kubu The New World Order memiliki garis darah dengan Firaun. Kelompok Globalis-Luciferian inilah yang mungkin dimaksudkan Allah Swt dalam QS. Al Anfaal ayat 52 di atas. Dan bagi pendukung pasangan ini, mungkin bisa disebut sebagai “…pengikut-pengikutnya.”
Dengan adanya musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua kejadian ini semata-mata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab.
Namun demikian, sebagai catatan penting buat kita, kejadian ini bukanlah suatu kebetulan, karena tidak ada suatu kejadian yang luput dari kehendak (Iradhah) dan ilmu-Nya Allah SWT, dan jangan sampai pukul 17.16, 17.58 dan 8.52 diyakini sebagai angka keramat atau angka sial yang pada akhirnya menyebabkan kita terjerumus kepada perbuatan Syirik.
Kamis, 08 Oktober 2009
Makam Syaidina Hamzah (Syuhada Perang Uhud)
Langganan:
Postingan (Atom)